(rsgm.unsoed.ac.id) Pandemi tidak menyurutkan kewaspadaan civitas Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman (RSGM Unsoed) terhadap potensi risiko terjadinya bencana. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya Pelatihan Tanggap Siaga Bencana dan Pemadam Kebakaran pada hari Selasa (14/9) kemarin.
drg.Irfan Dwiandhono, SpKG, M.Biomed, Direktur RSGM UNSOED yang membuka acara tersebut menyampaikan “Simulasi Pelatihan Tanggap Siaga Bencana dan Pemadam Kebakaran ini merupakan pelatihan yang rutin dilakukan tiap tahun sebagai upaya menjaga mutu dan keselamatan di rumah sakit”.
Pelatihan yang dipersiapkan oleh Sub Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) – Komite Mutu RSGM UNSOED ini dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yaitu mencuci tangan sebelum dan setelah pelatihan, memakai masker, dan menjaga jarak. Pelatihan dilaksanakan secara daring maupun luring.
Pemberian materi terkait Siaga Bencana dan Code Red diberikan secara daring dan diikuti oleh seluruh tenaga kesehatan dan pegawai RSGM UNSOED serta mahasiswa profesi dokter gigi. Narasumber pelatihan adalah gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan UPT Damkar kabupaten Banyumas. Narasumber menjelaskan “Kebakaran adalah salah satu jenis keadaan darurat yang berpotensi menjadi bencana, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja.”
“Ketenangan dan kewaspadaan dalam menghadapi kebakaran menjadi point penting dalam mengontrol dan mengantisipasi kebakaran agar tidak meluas.” tambahnya.
Narasumber mengungkapkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bencana kebakaran tidak terjadi antara lain adalah disiplin dan tanggung jawab personil, kewaspadaan, dan kesiagaan. Pengawasan terhadap bahan-bahan rawan terbakar, adanya standar prosedur yang jelas pada setiap peralatan dan juga alat pemadam kebakaran dalam kondisi baik siap digunakan.
“Untuk mencapai tahapan tersebut, diperlukan latihan rutin berkelanjutan. Insting karyawan terhadap kewaspadaan bencana kebakaran diasah secara berkala sehingga tercipta kondisi siaga bencana,” Kondisi alat yang baik dan siap, ditunjang petugas terlatih membuat pasien dan keluarga merasa aman, fasilitas sarana prasarana terjaga dengan baik, dan pelayanan bisa optimal.” pungkasnya.
Selanjutnya kegiatan praktik berupa Simulasi Pelatihan Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dilakukan secara luring diikuti oleh Sub Komite K3 dan tim Code Red RSGM UNSOED. Dipandu oleh UPT Damkar Kabupaten Banyumas yang terlatih dan berpengalaman, kegiatan simulasi digambarkan seolah-olah memang terjadi kebakaran dan petugas dilatih untuk sigap untuk memadamkannya. Kuncinya adalah Safe Condition and Safe Action yaitu peralatan dalam keadaan baik dan siap digunakan serta petugas yang terlatih sigap menggunakan alat sehingga penanggulangan bencana kebakaran dapat berjalan dengan baik.